Menatapku dalam dalam seakan aku pernah mencuri mobil kesayangannya, tapi aku tak pernah menyangka, di mengucapkan suatu kata-kata "Kamu ga papa? hati-hati ya, disini banyak orang"
dengan senyuman ku balas kata-kata itu. Seketika itu kita berpisah menuju tempat tujuan masing-masing. Entah apa yang ada di benak kakak itu, aku hanya mencoba membuang rasa maluku.
Setibanya dirumah, aku langsung berbaring di atas awan kasur kesayanganku (iyalah, orang tiap hari di situ). Pikiranku melayang membayangkan kakak tadi, tampan ya, ucapku dalam hati. Lamunanku itu berujung datangnya sang mimpi, mimpi yang aneh (ya biasa lah, masih labil)